BANDUNG – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengungkap strategi penanggulangan pandemi COVID-19 di Jabar. Prinsip yang dikedepankan Jabar di antaranya adalah proaktif, transparan, ilmiah, inovatif, dan kolaboratif.
Maka strategi penanganan pandemi di Jabar memerlukan sinergi semua pihak. Misalnya penerapan protokol kesehatan (prokes) 3M mulai dari mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, tentu perlu kesadaran masyarakat untuk melaksanakannya.
Kemudian optimalisasi 3T (tes – telusur – tindak lanjut) merupakan fungsi yang wajib dilaksanakan pemerintah. Contoh selanjutnya yakni vaksinasi, perlu kekompakan baik pemerintah dan masyarakatnya juga sehingga pengendalian pandemi bisa berjalan secara efektif.
Sekda menekankan prokes 3M masih harus dilakukan masyarakat meskipun sudah ada kabupaten dan kota yang cakupan vaksinasinya 100 persen.
“(Prokes) Kesadaran masyarakat sebagai domainnya. Sejalan itu kita harus melakukan 3T domainnya pemerintah. Vaksinasi, domainnya pemerintah dan masyarakat. Pemerintah menyiapkan vaksin, masyarakat mau divaksin,” ujar Setiawan pada acara monitoring dan Evaluasi Program ‘Sigap Lawan Corona’ MCCC PP Muhammadiyah, sekaligus peresmian Kampus Sehat COVID-19 Universitas Muhammadiyah Bandung, di Auditorium KH. Ahmad Dahlan, Kota Bandung, Kamis (6/1/2022).
Sekda Jabar pun lanjut mengapresiasi Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) yang berperan aktif dalam penanganan pandemi. Apalagi UMB kini berupaya mewujudkan Kampus Sehat.
Adapun peran aktif di lingkungan kampus dalam pencegahan COVID-19 bisa menerapkan prinsip yang dilakukan Pemda Provinsi Jabar. Seperti transparan, penyediaan sistem informasi berbasis teknologi (IT support), dan mengedepankan nilai -nilai keilmuan.
Pemda Provinsi Jabar sendiri berkolaborasi secara pentaheliks dalam penanganan pandemi, dimana unsur akademisi selalu dilibatkan sebagai pakar yang secara ilmiah memberi masukan terkait kondisi terkini penanganan COVID-19.
“Dan apa yang menjadi saran dari pakar – pakar tersebut, dijawab dengan langkah – langkah inovatif,” katanya.
“Strategi ini harus disampaikan, supaya ada keseragaman, antara pemerintah dengan kampus, dan juga pihak lainnya,” sambung dia.
Di samping pencapaian, tentu ada pula kendala dalam penanganan COVID-19 di Jabar. Salah satu contohnya misalnya adanya respons penolakan dari kalangan tertentu.
Adapun langkah inovasi yang dilakukan Jabar adalah dengan menyediakan sistem informasi Pikobar, pelaksanaan rapat rutin mingguan Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi di forkopimda provinsi, hingga pembentukan LO (_Liaision Officer_) Provinsi untuk 27 kab/kota se- Jabar.
Contoh masalah lain misalnya, ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana dalam penanganan pandemi. Diselesaikan dengan penyediaan fasilitas kesehatan selayak mungkin.
Terkait pemulihan ekonomi, Setiawan menyebut Jabar punya beberapa langkah, di antaranya menggeliatkan UMKM, ekonomi kreatif hingga dalam skala global Jabar berupaya terus berusaha menjadi juara dalam investasi.
Terakhir Jabar konsisten menyelenggarakan West Java Investment Summit (WJIS) bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia , dimana telah disiapkan paket- paket investasi dari skala besar – sedang – kecil bagi para investor dunia.
“Tidak kalah penting, Jawa Barat saat ini harus segera mungkin menata sistem kesehatannya. Oleh karena itu, Jabar bisa membangun fasilitas kesehatan, kita harus meningkatkan kualitas layanan kesehatan kita,” sambung Setiawan.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jabar Suhada menyebut bahwa partisipasi yang diupayakan Muhammadiyah dalam penanganan COVID-19 merupakan ikhtiar dalam menjaga keselamatan umat manusia.
“Insya Allah apa yang dirancang Muhammadiyah dalam menjaga keselamatan umat manusia merupakan terjemahan Al Quran dan sunnah Rasul SAW, yang menjadi gerakan dalam amalan solihah untuk kita semua,” katanya.
“Atas nama PW Muhammadiyah mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung terselenggaranya kegiatan,” kata Dia.
Adapun salah satu bukti nyata penanggulangan COVID-19 di lingkungan kampus yakni dengan menyediakan fasilitas, berupa klinik Kampus Sehat, sebagai wujud nyata menyiapkan pengamanan.
“Datang varietas baru (omicron) kita tidak boleh lengah, kita bersinergi dengan Pemdaprov Jabar, dan komponen masyarakat. Muhammadiyah dengan MCCC siap mendukung program -program pemerintah Jabar,” pungkasnya.(Ims)*